Pada
sebuah janji akan larik-larik puisi...
Hari-hari
telah penuh peluh menanti
Mungkin
pula engkau
Sementara
rahim kataku telah mandul
Tak
lagi mampu membesarkan benih aksara
Maka
mengendaplah baris-baris kata
Yang
sedia menjelma puisi
:
aku masih butuh waktu
Pada
sebuah hari kala usia berganti...
Tak
ada manis coklat yang dilahap mata
Juga
nyala lilin yang dirindui hembus nafas
Namun
sepi bukanlah kawanmu, sayang
Ada
puluhan do'a di dinding rumahmu
Munajat
tulus dari ayah-bunda
Juga
bulir-bulir asa yang kau tanam
Jemari
ini yang kian laun merapuh
Diam-diam
dalam hening malam
Tengadah
:
Semoga kau selalu dalam peluk-NYA
Pada
sebuah diri yang patah hati
Kata
siapa patah hati identik dengan kehilangan kekasih?
Aku
tidak!
Kau
masih di dekatku
Dan
aku yakin itu
Namun
hatiku telah patah, Sayang
Tak
lagi kutemui binar asaku dahulu
Padam
Tak
lagi tegak kepalaku
Tak
lagi kokoh semangatku
Layu
Aku
patah hati, sayang
Bukan
padamu
:
Izinkan kepalaku layu di pelukmu.
*11 Nopember 2011*
ending di puisi kedua-nya kereeeeeeeeen .. glek .. hihihi ..
BalasHapusemang bener nih, dirikuh kudu banyak belajar padamuh ..
Pada sebuah hari kala usia berganti..
BalasHapusDiksinya keren mbak ^^
Salam kenal dr Medan