Senin, 13 September 2010

Saat Menanti RencanaMu


Diri hanya bisa duduk terpekur
menghitung detik yang terus berlalu
tanpa pernah menoleh dan bertanya
tanpa pernah berniat melaju pelan
bukankah sudah harusnya demikian
waktu berdetak tanpa mau tahu
kita ingin dia melambat atau
dipercepat

diri hanya bisa terdiam
menatapi satusatu peristiwa menjalin
yang diingini
yang tak diingini
tak bisa memaksakan
hanya bisa melihat
merekam

dan kepada dia
yang menjadikan diam sebagai kata
diri ini hanya bisa menunggu
Dia dan segala rencanarencanaNya

Minggu, 12 September 2010

Mengapa Perempuan Mudah Menangis...??




sebuah catatan tentang diri kita yang perempuan....

Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, “Ibu, mengapa ibu menangis?”
Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”

“Saya tidak mengerti ibu,” kata si anak.

Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kau memang tak akan mengerti.”

Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?”
“Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas,” sang ayah menjawab.

“Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”

Si anak beranjak menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?” Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar jawabannya:

“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.

"Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur."

“Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah tumbuh dewasa."

“Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa."

“Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah."

“Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam keadaan apaun juga. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak- anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya."

“Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak..?"

“Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi."

“Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, karena sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan.”

Sabtu, 11 September 2010

Hujan Hitam Putih




Hujan

Membasuh segala

Menghapus dahaga

Menyamarkan air mata

Menyucikan

Berkah

Hitam putih

tanpa warna warni

sederhana

Hujan hitam putih

berkah sederhana

Senin, 06 September 2010

Bunda


Bunda...
Janganlah pernah melukis sedih
di dua danau bening wajahmu
juga pada rona merah jambu pipimu
tak usah pula kau risau jika langkahmu tertatih
atau pundakmu lelah
dan keningmu penuh dengan peluh


Bunda...
meski kau terbang dengan sebelah sayap
berpayah membopongku hingga tiba pada tujuan
namun yakinlah ada banyak sayap malaikat mengelilingimu
dan kutahu kau percaya bahwa janjiNya pasti


Surga ada di bawah telapak kakimu...