Ada bisu yang paling senyap
mencipta jarak antara kita. Menghadirkan beku. Kau-aku tak lagi mampu menghalau
dinginnya sunyi, meski dengan segala benang keriangan yang telah terpintal.
Kabut telah terlalu tebal mengukir jeda pada jemari kita yang dulu saling
bertaut. Kini, kita berada di persimpangan. Langkah kaki kita tak lagi ingin
saling beriringan. Kedua lengan kita pun enggan bertukar peluk.